Sunday 14 June 2015

Ajaklah akal untuk berfikir

 Bismillahirrahmanirrahim





Kenapa perkara Muhammad jauh daripada engkau wahai 'Amru? Sedangkan aku tahu keunggulan akalmu dan pandanganmu yang jauh ke hadapan. Demi Allah, dia benar-benar Rasulullah yang diutus kepada kalian khususnya dan kepada semua manusia umumnya."


Saat keadaan orang Islam semakin sulit, penyiksaan demi penyiksaan, cercaan demi cercaan.. Mencari tempat baru untuk berlindung sangat-sangat menuntut agar Baginda segera berikhtiar. Habsyah, inilah tanah yang merakam jejak hijrah pertama bagi menyusun strategi dakwah Ilahiyyah. 
Ingatkah kita tentang perbualan yang berlaku di antara Raja Najasyi dan Amru b. Ash?
"Kenapa perkara Muhammad jauh daripada engkau wahai 'Amru? Sedangkan aku tahu keunggulan akalmu dan pandanganmu yang jauh ke hadapan. Demi Allah, dia benar-benar Rasulullah yang diutus kepada kalian khususnya dan kepada semua manusia umumnya.". Tanya Raja Najasyi.

Amru b. Ash pun berkata kepadanya, "Apakah engkau mengatakan hal seperti itu wahai Raja?"

Raja pun menjawab, "demi Allah, taatilah aku wahai Amru, dan berimanlah kepada Muhammad dan kebenaran yang dibawanya."

Inilah kata-kata yang ditinggalkan oleh Raja kepada Amru sebelum Amru meninggalkan kota Habsyah. Ternyata, pertanyaan ini benar-benar membekas di hati Amru.

Ketika berlakunya hijrah pertama, 'Amru bukanlah di pihak kaum Muslimin. Islam masih belum menjadi anutannya. Bahkan sama sekali tidak terlintas baginya untuk berpaling dari agama turun temurun bapa dan nenek moyang tanah Arab ketika itu.

"Beberapa orang kaum kami telah keluar dari agama bapa dan nenek moyang mereka. Mereka membuat agama baru. Kaum Quraisy mengutusku untuk memohon izinmu untuk memulangkan mereka kepada kaumnya, supaya kaum Quraisy mengembalikan mereka ke agama mereka". begitu diplomasi Amru saat menyatakan niatnya menghadap Raja Najasyi.

Kenapa kisahnya ingin saya bawa pada entri kali ini? Bahkan fokus kepada peristiwa hijrah pertama.
Ya, kerana perbualannya dengan Raja Najasyi mengandungi sejuta hikmah bagi mereka yang mengaku memiliki akal yang sihat lagi cerdas. Akal yang sempurna dan tahu membezakan yang benar dan salah. Ingin saya ulang pertanyaan si Raja kepada Amru.
"Kenapa perkara Muhammad jauh daripada engkau wahai 'Amru? Sedangkan aku tahu keunggulan akalmu dan pandanganmu yang jauh ke hadapan. Demi Allah, dia benar-benar Rasulullah yang diutus kepada kalian khususnya dan kepada semua manusia umumnya.". 

Amru b. Ash memiliki kecerdasan akal dan pemikiran yang jauh ke depan. Sudah cukup terkenal dalam kalangan kaum Quraisy, bahkan Raja Najasyi juga mengiktirafnya. Dialah antara sahabat Nabi s.a.w. yang benar-benar menggunakan kecerdasan akalnya untuk berfikir. Sekembalinya Amru dari Habsyah, hatinya kerap mengajaknya untuk segera bertemu dengan Rasulullah. Namun, hajatnya terbatas, beliau tidak ditakdirkan untuk bertemu Baginda. Hinggalah ke tahun 8 Hijrah, Allah melunakkan hatinya untuk Islam lalu bertemu dengan Rasulullah di Madinah dan berbai'at kepada Baginda. 

Sejak pertemuannya dengan Raja Najasyi hinggalah 8 tahun selepas hijrah, ada getar rasa yang menggugah dan menjentik hatinya. Terpukul dengan pertanyaan si Raja yang mengetuk akalnya untuk berfikir lantas menggetarkan hatinya. Benarlah, agama hanif ini menjaga akal daripada terpesong dari kebenaran. Fikirlah dan renunglah!!

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah daripada hamba-Nya ialah ulama.”
(Fathir: 28)

Ada ahli tafsir yang menafsirkan "ulama" dalam ayat ini sebagai mereka yang memiliki ilmu kebesaran dan kekuasaan Allah.
Menggunapakai tafsiran ini, bukankah kita memiliki ilmu ini? Orang-orang yang telah mengimani Allah sebagai Pemilik alam dan Pencipta segala isinya?
Pandanglah segenap alam bahkan pada diri kita sendiri...Bukankah terlalu sarat dengan bukti kekuasaanNya?
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, hingga jelaslah bagi mereka bahawa Al-Qur'an itu adalah benar."
(Fussilat: 53)
Mengaplikasikan ilmu Maqasid As-Syariah Al-Islamiyyah, ada 3 hal yang harus diperhatikan untuk benar-benar berguru dengan alam ini sehingga melihat betapa Islam menjaga akal manusia melalui pendidikan. Bahkan melindungi akal daripada terpesong.
1- Memandang kebesaran Allah melalui fakta-fakta alam.
Lihatlah olehmu alam yang tersergam indah ini..Siapakah Penciptanya? Yang tiada cacat sedikitpun..
"Dialah yang telah mengaturkan kejadian tujuh petala langit yang berlapis lapis. Engkau tidak dapat melihat pada ciptaan Allah yang maha pemurah itu sebarang keadaan yang tidak seimbang dan tidak munasabah ( jika engkau ragu-ragu ) maka ulangilah pandanganmu. Dapatkah engkau melihat sebarang kecacatan?Kemudian ulangilah pandanganmu berkali-kali nescaya pandanganmu itu akan berbalik kepadamu dengan hampa ( daripada melihat sebarang kecacatan ), sedang kamu pula berkeadaan lemah lesu ( kerana habis tenaga dengan sia-sia )"
(Al-Mulk :3-4)

Kamu dan aku, sudah sama-sama mengetahui jawapannya, bukan?
Mari kita lafazkan pujian kepadaNya.
 فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ 
"Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik"
(Al-Mu'minun: 14)

2- Teruskan pengembaraan mencari ilmu dengan bertafakkur, merenung penciptaan-penciptaan Allah.
Apa itu tafakkur? Tafakkur adalah kita merenung di sebalik sesuatu kejadian (think behind of the fact). Kenapa Allah menciptakan itu dan ini..Bagaimanakah untuk aku manfaatkannya dalam kehidupan realiti ini?

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
( Ali Imran: 190-191)

Keep thinking!!
Ayat inilah yang menyentak pancaindera kita agar tidak sekadar tahu kebesaran Allah, tapi bertindak, mengambil mesej dari ayat-ayat kauniyah ini. Tafakkur ini jugalah yang membezakan seseorang yang hanya tahu dengan memiliki ilmu dengan orang yang beramal dengan ilmunya..
Semoga kita sentiasa berusaha untuk menjadi orang-orang yang mahu dan akan menterjemah ilmu kepada amal..Tidak hanya membeku dan gah melalui lisan.
3- Berfikir menggunakan methodology atau cara berfikir yang betul
Orang-orang Israiliyyat, tidak dapat disangkal bahawa mereka benar-benar bersungguh mempelajari ilmu-ilmu Islam. Tapi sayang, niatnya mahu menghentam Islam kembali dan menyebarkan fitnah-fitnah agar orang-orang Islam keliru dengan agamanya sendiri.
Bagi kita, seharusnya melihat segala sesuatu itu dari kaca mata Allah. Allah-oriented, ukhrawi-oriented..Melihat dan merenung penciptaanNya dalam rangka mendekatkan lagi diri kepada Allah. 
Merenung alam pun boleh dekatkan diri dengan Allah? Bagaimana mungkin?
Cubalah...dalam memandang dan merenung, hadirkanlah Allah dalam hati..dan merasakan kebesaranNya hingga menembus sang hati..Sangat berbeza orang yang memandang sesuatu dengan mata ('ain) dengan orang yang memandang menggunakan mata hati (bashirah).
Merenung menjadikan kita lebih merendahkan diri kepada Allah (tawadhu') dan bukannya berperilaku sombong (takabbur). Ingat kata-kata Iblis yang enggan tunduk memberi penghormatan kepada Nabi Adam a.s.? Ingatkah kita juga kata-kata yang terpacul keluar dari lisan Qarun atas nikmat yang Allah kurniakan ke atasnya?
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." 
(Al-A'raf: 12)

Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. 
(Al-Qashas: 78)
"Kerana aku dari api dia dari tanah!" dan "Kerana ilmu yang aku miliki!". Sombong, inilah penyakit hati yang menjadikan mereka semakin jauh dari rahmat Allah.. Na'udzubillahi min dzalik. Ayuh, kita perbaharui niat kita kembali atas nikmat-nikmat yang Allah berikan ke atas kita.
Akal, suatu kurniaan agung ke atas manusia. Bahkan lebih hebat daripada Mr. Google, Mr. Yahoo dan seangkatan dengannya. Kenapa? Kerana yang menciptakan semua itu juga hasil daripada buah fikiran yang dikerahkan oleh akal manusia. Dan tidaklah berlaku semua itu melainkan dengan ilham dan cetusan idea dari Allah..Yang memudahkan segala sesuatu.
Pokok pangkalnya, sejauh mana akal ini diselarikan dengan kehendak Allah..Ilmu yang dimilki ternyata belum diterjemah membuahkan amal. Sedangkan, betapa banyaknya ilmu yang kita ada..Usah jauh-jauh melihat kepada imu-ilmu furu' (cabang), tapi fokuslah kepada yang usul (inti)..Yang wajib sebelum sunnah apatah lagi mubah..Kenapa? Inilah persoalan yang harus setiap dari kita jawab segera. Risau, hati itu lambat laun akan menjadi keras dan "immune" dengan peringatan-peringatan Allah..
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik."
(Al-Hadid: 16)

Semoga Allah mengurniakan hidayah ke atas diri kita..Hidayah yang menyuluh mata hati untuk berubah dan tunduk kepadaNya dan bukannya kepada makhluk.

Wallahu a'lam.

*Aku juga insan hina..yang masih terlalu banyak untuk dimuhasabahkan..ilmu  yang masih membeku dan belum melebur membuahkan amal..

1 comment:

  1. rasa recharge bila singgah sini. Jzkk ya ukhti. Teruskan menulis :)

    ReplyDelete